Healthy Everyday and Everywhere

Ibu Tularkan Bakteri dan Virus Pada Bayi

Bakteri dan virus dapat ditularkan ibu pada bayi saat melahirkan dan pada minggu pertama kehidupannya. Meskipun banyak darinya tidak mengancam kesehatan bayi, ada beberapa yang bisa menyebabkan masalah serius termasuk mengakibatkan kematian.

Ketika di dalam kandungan, bayi tumbuh dalam lingkungan yang “steril”, tetapi ketika membran ketuban pecah, berbagai mikroba masuk ke dalam lingkungan itu. Hal inilah yang memaparkan bayi untuk pertama kalinya pada bakteri dan virus.

Setelah bayi meluncur keluar dari rahim melalui pangkal rahim dan masuk ke saluran peranakan, bayi dipenuhi organisme yang berada di vagina atau kulit ibu. Ini termasuk bakteri yang menyebabkan penyakit kelamin.

Cairan tubuh termasuk darah yang melindungi bayi memaparkan mereka pada infeksi seperti HIV atau hepatitis B dan C. Dalam beberapa hari setelah kelahiran, bakteri seperti E-coli, enterococcus dan bifidobacterium akan muncul pada kotorannya. Namun kondisi ini penting karena membantu menstimulasi perkembangan sistem imun bayi.

Bakteri ini datang dari ibu atau tempat lain dalam lingkungan seperti ruang bersalin. Bayi yang lahir melalui operasi /tidak melalui kelahiran normal justru akan lambat terkena bakteri.

Sentuhan kulit antara ibu dan bayi, ketika menyusu atau saat ibu memegang bayi juga mengakibatkan banyak bakteri ditransfer ke bayi. Sekitar 30 persen bayi yang baru lahir terkena bakteri staphylococcus pada minggu pertama kelahirannya, tetapi bakteri pada kulit tidak mengancam kesehatan.

Namun, terkadang bayi terkena bakteri yang bahaya seperti MRSA (methicillin resistant staphylococcus aureus) atau streptococcus kelompok B (GBS).

Streptococcus kelompok B (GBS).

Satu dari empat wanita membawa bakteri ini dalam vaginanya meskipun tidak melihatkan gejalanya. Terkadang dia tidak tahu keberadaan bakteri itu. Bayi terpapar bakteri tersebut ketika sakit akan melahirkan atau saat dilahirkan. Di Inggris, GBS adalah kasus infeksi paling banyak ditemukan yang mengancam nyawa bayi yang baru lahir.

Faktor yang menyebabkan ditularkannya GBS:

-  Kelahiran premature (sebelum 37 minggu).
-  Air ketuban pecah 18 atau 24 jam sebelum bersalin.
-  Demam hingga 38 derajat celsius.
-  GBS terdeteksi dalam air kencing ibu ketika hamil.
-  Anak sebelumnya terpapar infeksi GBS.

Meskipun kebanyakan bayi yang rentan dengan GBS tidak menghadapi masalah, setiap tahun sekitan 700 bayi terserang pneumonia dan meningitis disebabkan infeksi itu. Satu dari 10 bayi dilaporkan meninggal dunia.

GBS sulit dibasmi tetapi jika seseorang wanita itu diidentifikasi beresiko tinggi mentrasfer infeksi kepada bayinya, dia harus diberikan antibiotik segera setelah proses melahirkan selesai. Tindakan ini cukup mampu untuk mencegah infeksi dari ibu ke bayi.

Virus Herpes simplex

Virus ini bisa menyebabkan penyakit kelamin. Jika menginfeksi bayi, ia dapat mengakibatkan komplikasi seperti cerebral palsy dan buta. Tempat paling beresiko bagi bayi untuk terpapar dengan virus ini adalah saluran peranakan tetapi infeksi bisa juga tenjadi di dalam rahim atau setelah dilahirkan.

HIV

HIV bisa ditularkan dari ibu ke bayi saat hamil, saat melahirkan atau ketika menyusui. Jika obat antiviral tidak diberi, bayi yang dilahirkan wanita positif HIV berisiko untuk terinfeksi sampai 30 persen. Bayi akan terinfeksi ketika ibu hamil atau ketika melahirkan.

Infeksi dari ibu ke anak bisa dibendung dengan penggunaan obat tertentu, melahirkan bayi secara caesar dan memberikan anak susu formula.

Hepatitis B

Wanita yang membawa virus hepatitis B berisiko menginveksi anak mereka dengan virus ini ketika melahirkan. Selain itu, ia juga bisa menular melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang lain. (ek/my)



Ibu Tularkan Bakteri dan Virus Pada Bayi