Healthy Everyday and Everywhere

Bahaya Minuman Berkarbonasi Bagi Kesehatan

Minuman berkarbonasi adalah jenis minuman ringan yang sangat populer bagi masyarakat kita. Dengan berbagai mereknya minuman berkarbonasi menjadi sajian utama apalagi pada musim liburan. Meskipun tahu minuman berkarbonasi tinggi kandungan gulanya, kebanyakan kita menghidangkannya kepada keluarga maupun tamu tanpa rasa bersalah.

Secara umum walau apapun jenisnya minuman berkarbonasi mengandung kadar gula yang tinggi. Konsumsi minuman ringan dengan soda dan kandungan gula yang berlebihan secara tidak sadar akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Banyak bukti ilmiah menunjukkan ada kaitannya langsung dengan pertambahan berat badan dan obesitas.

Masalah pertambahan berat badan akan menjadi satu faktor resiko pada penyakit diabetes dikalangan orang dewasa muda. Pertambahan berat badan ini akan terus terjadi seiring peningkatan usia. Gabungan dua faktor ini juga mengungkapkan seseorang pada risiko serangan jantung dan stroke.

Obesitas, Kerusakan Gigi dan Osteoporosis

Masalah obesitas di kalangan anak-anak kini mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Anak yang minum satu kaleng minuman berkarbonasi (325 mililiter) setiap hari memiliki sekitar 10 persen kelebihan energi dibandingkan anak lain. Energi ini (yang datang dari gula), jika tidak digunakan, akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal General Dentistry menemukan, kebiasaan minum minuman berkarbonasi juga dapat meningkatkan masalah kerusakan dan pengeroposan gigi.

Bukan gula saja yang menjadi faktor menyebabkan kerusakan gigi, tetapi kandungan asam dalam minuman berkarbonasi bisa merusak dan mengikis lapisan enamel (lapisan luar) pada gigi. Ini mempercepat proses pengeroposan gigi.

Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), konsumsi gula tidak boleh melebihi 10 persen dari kebutuhan kalori seseorang. Misalnya, jika kebutuhan kalori seseorang adalah 2000 kalori, jumlah gula yang bisa dikonsumsi adalah kurang dari 200 kalori, yaitu sekitar 10 sendok teh gula.

Jumlah ini termasuk gula yang diperoleh dari setiap makanan kita, apakah dalam teh, kopi atau makanan yang bergula saat sarapan, makan siang, sajian minum sore dan makan malam.

Satu kaleng minuman soda mengandung antara enam sampai 10 sendok teh gula. Artinya, jika kita minum satu kaleng minuman berkarbonasi, kita sudah mencapai takaran gula dari yang direkomendasikan.

Selain gula, kebanyakan minuman berkarbonat mengandung kafein sebagai penambah rasa. Kafein adalah 'bahan perangsang' yang membuat kita kecanduan untuk minum lebih banyak dan sering. Lebih dari itu kafein menurunkan kadar kalsium pada tulang. Konsumsi minumam berkarbonat dalam jangka panjang akan mengakibatkan kerapuhan tulang (osteoporosis).

Anggapan Keliru Soal Minuman Berkarbonasi

Banyak orang menganggap tidak mengapa untuk minum satu kaleng minuman berkarbonasi, asalkan ia diiringi beberapa gelas air putih. Mereka percaya air putih akan 'mencairkan' konsentrasi minuman berkarbonasi.

Kenyataannya, anggapan ini salah. Tidak peduli berapa banyak air putih diminum, gula dari minuman berkarbonasi yang masuk ke dalam tubuh tetap sama. Tetap melebihi tingkat kebutuhan harian kita. Untuk mengurangi kuantitas gula tersebut, mengurangi konsumsi minuman berkarbonasi adalah cara paling praktis.

Sayangnya, budaya masyarakat kita yang menerima saja minuman yang disajikan tuan rumah dapat memperburuk keadaan. Dalam hal ini berterus terang atau meminta minuman lain (pilihan terbaik adalah air putih) sebagai pengganti pada tuan rumah. Seharusnya sebagai tuan rumah, kita juga harus lebih peduli terhadap kesehatan tamu kita

Orangtua juga harus mendidik anak tentang dampak negatif minum terlalu banyak minuman berkarbonasi. Orang tua harus harus menjadi teladan bagi anak dengan menerapkan minum banyak air putih. (ek/my



Bahaya Minuman Berkarbonasi Bagi Kesehatan